Product Validation: Validasi dalam pengembangan suatu aplikasi mobile

Ali Irsyaad Nursyaban
4 min readMay 25, 2021

--

Dalam pengembangan proyek perangkat lunak salah satunya ialah aplikasi mobile, sangat membutuh kan product validation karena untuk meyakinkan kembali bahwa produk yang kita kembangkan bisa menyelesaikan masalah dengan cara paling efektif. Hasil produknya nanti menjadi produk yang memiliki model produk yang cukup kredibel.

Apa Itu Validasi?

Pengertian validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu intrumen dikatakan atau dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variable yang diteliti.

Secara Umum Validasi diartikan sebagai suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.

Validasi merupakan langkah untuk meyakinkan bahwa model berkelakuan atau bersifat seperti sistem nyatanya. Suatu pendekatan paling nyata dalam suatu validasi adalah membandingkan output model dengan output dari sistem nyatanya.

Tujuan Validasi :

  1. Menghasilkan suatu model yang representatif terhadap prilaku sistem nyatanya sedekat mungkin untuk dapat digunakan sebagai subtitusi dari sistem nyata dalam melakukan eksperimen tanpa mengganggu jalannya sistem.
  2. Meningkatkan kredibilitas model, sehingga model dapat digunakan oleh para manajer dan para pengambil keputusan lainnya.

Apa Itu Product Validation?

Product Validation adalah tahapan untuk memastikan bahwa konsep solusi/prototype solusi yang dibangun adalah yang paling pas / paling efektif. Ada juga menyebut tahap ini sebagai tahap “Penciptaan MVP (Minimum Viable Product)”. Pada tahap inilah mock-up/prototype diperlukan.

MVP ( Minimum Viable Product ) adalah produk dengan serangkaian fitur dasar yang dianggap cukup unik untuk menarik perhatian pengguna, seperti ditulis Forbes. MVP sangat penting bagi keperluan pengembangan produk atau product development. Tujuan MVP ialah ketika sedang segera meluncurkan produk, menguji produk pada pengguna sungguhan, risiko kegagalan lebih kecil.

Menurut Techopedia, tiga karakteristik utama MVP adalah sebagai berikut.

1. Memiliki nilai yang cukup menarik pengguna

Meskipun masih diisi oleh fitur-fitur sederhana, kamu harus memastikan bahwa minimum viable product memiliki nilai yang cukup menarik pengguna. Pasalnya, menggaet pengguna untuk pertama kalinya adalah hal yang sulit. Jangan sampai kamu membuat minimum viable product yang tidak menggugah target pasarmu.

2. Menunjukkan manfaat di masa depan

Minimum viable product adalah produk yang sifatnya sementara. Namun, kamu harus mampu meyakinkan pengguna bahwa produkmu akan memberikan manfaat di masa depan. Yakinkan mereka bahwa produkmu akan terus berkembang dan memaksimalkan manfaat yang mereka dapat.

3. Memberikan feedback untuk pengembangan produk

Bukan minimum viable product namanya jika kamu tidak mendapat feedback apa pun dari pengguna. Mintalah pendapat mereka tentang fitur dan penggunaan produkmu. Kemudian, manfaatkan feedback tersebut untuk menyempurnakan produk akhirmu. Selain validasi, ada juga verifikasi yang berarti mengembangan produk dengan baik. Hal ini dapat diartikan bahwa produk yang dikembangkan mencapai suatu goal dengan baik tanpa adanya bug atau pun error. Verifikasi dilakukan untuk memastikan pengembangan dilakukan dengan baik dan benar.

Waktu untuk Product Validation?

Product Validation dilakukan pada awal pengembangan produk (pra-coding). Product valdation memiliki empat tahap, hal ini saya sunting dari smashing magazine:

  1. Validate the problem

Apakah ini masalah yang layak dipecahkan? Jika pengguna tidak menganggap ini sebagai masalah besar, solusi Anda tidak akan menarik.

2. Validate the market

Beberapa pengguna mungkin setuju bahwa ini adalah masalah yang layak dipecahkan. Tetapi apakah jumlah mereka cukup untuk membuat pasar bagi produk Anda?

3. Validate the product

Masalahnya mungkin ada, tetapi apakah produk Anda benar-benar menyelesaikannya?

4. Validate willingness to pay

Mungkin ada permintaan pasar dan produk yang bagus. Tetapi apakah orang benar-benar bersedia merogoh dompet mereka dan membayarnya?

Implementasi Product Validation

Tahap — tahap ketika tim ppl kita untuk melakukan validasi produk diawali dengan kumpul dengan client, scrum master product owner, dan developer yaitu tim kami sendiri. Dimana kita akan membuat suatu aplikasi dimana sebuah sistem yang dapat membantu proses pengelolaan ekonomi pada koperasi seperti pencatatan keseluruhan simpanan dari anggota dan transaksi yang dilakukan oleh anggota. Disini kita akan memvalidasi permasalahan yang ada dan analisis kebutuhan perusahaan yang kira-kira user butuhkan.

Untuk, validasi market sudah pastinya ialah untuk member dari Laywook sendiri. Kita memvalidasi beberapa fitur yang akan dipakai oleh member dari Laywook dengan client. Hal tersebut bisa disebutkan dengan validasi ide, dimana sudah tertera PBI yang ada kita sebagai tim developer mempresentasikan product requirement document (PRD) yang dibuat oleh product owner dalam bentuk ppt dan mempresentasikan prototype aplikasi yang sudah dibuat oleh tim developer kita. Dalam proses validasi banyak kritik dan saran untuk proses pengembanganya, contoh ada yang harus ditambah fitur dan functional dan juga ada yang tidak perlu di letakan di proyek itu. Contoh yang harus diperbaiki saat proses validasi mingguan ( Sprint Review ialah ketika ada seorang anggota selesai mengimplementasikan dan integrating transaksi page namun diberi kritik harus menambahkan fitur filterisasi agar member mempermudah ketika mencari riwayat transaksinya yang lebih spesifik. Begitulah implementasi dari product validation dalam kelompok kami.

Reference

https://glints.com/id/lowongan/minimum-viable-product-adalah

--

--

Ali Irsyaad Nursyaban
Ali Irsyaad Nursyaban

No responses yet